Rabu, 08 Juli 2020

Emprit haji "Lonchura maja" bondol haji

Bondol haji (Lonchura maja) atau dalam bahasa jawa disebut emprit haji, penyebaran di Indonesia  dari semenanjung malaya pulau sumatra jawa bali sampai sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya. Burung ini dinamakan emprit haji karena bagian kepala hewan ini berwarna putih, yang seolah memakai peci putih khas orang baru pulang haji.


(burung pipit haji dewasa isian kenari)

Bertubuh kecil kurang lebih 6 cm, Mirip dengan otto finch namun berkepala putih, tubuh berwarna coklat kemerahan. Burung muda berwarna cokelat keputihan pada bagian kepala, dengan tubuh bagian bawah agak coklat kehitaman, iris berwarna cokelat. Adapun suaranya bernada tinggi berbunyi: "puip" bila mengelompok.

(pipit haji muda jinak)

Burung ini tersebar di Semenanjung malaya, Sumatra, Jawa, Bali dan Sulawesi bahkan sampai Thailand, Vietnam selatan, Osaka, dan Okinawa.

Di Sumatra (termasuk pulau-pulau sekitarnya), Jawa dan Bali burung ini cukup umum dan tersebar luas sampai ketinggian 1.500 m dpl. Kebiasaan emprit ini sering mengunjungi rawa-rawa, persawahan dan padang rumput. Burung pipit haji sangat suka memakan biji-bijian seperti padi, dan dianggap hama oleh petani.

Biasanya, bondol haji hidup tidak berpasangan pada waktu di luar musim kawin. Namun, pada saat musim kawin, burung ini hidup berpasangan. Jumlah telur bisa sampai 7 butir setiap masa kawin, telur putih diletakkan pada sarang khas bondol yang berupa sarang berbentuk setengah bola dari rumput. 

Burung betina akan bertelur sebanyak 4 – 7 butir, yang dieraminya selama 14 hari. Setelah menetas, kedua induk secara bergantian merawat dan memberi makan anak-anaknya. Setelah umur 19 – 23 hari, anakan burung bondol peking sudah mampu keluar dari sarangnya. Sekitar 2-3 minggu kemudian, anakan sudah dewasa dan mandiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar