Burung kecil, berukuran sekitar 6 cm. Burung dewasa dominan coklat tua di punggung, sayap dan sisi atas tubuhnya, tanpa coretan-coretan. Muka, leher dan dada atas berwarna hitam; dada bawah, perut dan sisi tubuh putih bersih, tampak kontras dengan bagian atasnya. Sisi bawah ekor kecoklatan. Burung muda dengan dada dan perut coklat kekuningan kotor. Jantan tidak berbeda dengan betina dalam penampakannya.Iris mata coklat; paruh bagian atas kehitaman, paruh bawah abu-abu kebiruan; kaki keabu-abuan
Burung yang sering ditemui di lingkungan pedesaan sampai perkotaan, terutama di dekat sawah, Memakan padi dan biji-bijian lain, bondol jawa kerap mengunjungi sawah, padang rumput, lapangan terbuka bervegetasi dan kebun. Burung ini sering turun ke atas tanah pada tangkai bunga rumput memakan bulir biji-bijian.
Bondol jawa umumnya hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil, termasuk bercampur dengan jenis bondol lainnya seperti dengan bondol peking (emprit batik) . Kelompok pada mulanya terdiri dari beberapa ekor saja, akan tetapi di musim panen padi kelompok ini dapat membesar mencapai ratusan ekor. Tampak menyolok di sore hari pada saat terbang dan hinggap bersama-sama di pohon tempat tidurnya. Kelompok yang besar seperti ini dapat menjadi Musuh yang sangat merugikan petani padi.
Burung ini sering bersarang di pekarangan dan halaman rumah, dipohon
yang rimbun, ketinggian 2 – 10 m di atas tanah. Sarang
berupa setengah bola yang dibangun dari daun dan rumput kering,
diletakkan tersembunyi di antara daun-daun dan ranting, atau di celah
tangkai daun palem. Tercatat berbiak di sepanjang tahun, setiap kali
bertelur bondol jawa meletakkan 4-7 butir telur yang berwarna putih. .
.